Sejarah Kerajaan Pajajaran
Kerajaan
Pajajaran merupakan kerajaan umat Hindu yang berdiri di wilayah Pakuan
(sekarang adalah Bogor), tepatnya di Jawa Barat. Oleh karena itu, Kerajaan
Pajajaran sendiri juga dikenal dengan nama Kerajaan Pakuan yang pada tahun 1030
Masehi sampai dengan tahun 1579 Masehi pernah menjadi ibu kota Kerajaan Sunda
Galuh. Pada saat itu orang-orang memiliki kebiasaan untuk menyebut suatu kerajaan
dengan menggunakan nama Ibu Kota nya sehingga Kerajaan Sunda Galuh lebih
dikenal dengan sebutan Kerajaan Pakuan Pajajaran atau Pajajaran saja.
Asal Muasal Berdirinya Kerajaan
Pajajaran
Sejarah
menyebutkan bahwa awal berdirinya Kerajaan Pajajaran ini adalah pada tahun 923
dan pendirinya adalah Sri Jayabhupati. Bukti-bukti ini didapat dari Prasasti
Sanghyang berumur 1030 Masehi yang ada di Suka Bumi. Lebih lanjut, rupanya
Kerajaan Pajajaran ini didirikan setelah perpecahan Kerajaan Galuh yang
dipimpin oleh Rahyang Wastu. Saat Rahyang Wastu meninggal maka Kerajaan Galuh
terpecah menjadi dua. Satu dipimpin oleh Dewa Niskala dan yang satunya lagi
dipimpin oleh Susuktunggal. Meskipun terpecah menjadi dua namun mereka memiliki
derajat kedudukan yang sama.
Asal
muasal Kerajaan Pajajaran dimulai dari runtuhnya Kerajaan Majapahit sekitar
tahun 1400 masehi. Saat itu Majapahit semakin lemah apalagi ditandai dengan
keruntuhan masa pemerintahan Prabu Kertabumi atau Brawijaya ke lima, sehingga
ada beberapa anggota kerajaan serta rakyat mereka yang mengungsi ke ibu kota
Galuh di Kawali, wilayah Kuningan, di mana masuk provinsi Jawa Barat. Wilayah
ini merupakan daerah kekusaaan dari Raja Dewa Niskala.
Raja
Dewa Niskala pun menyambut para pengungsi dengan baik, bahkan kerabat dari
Prabu Kertabumi yaitu Raden Baribin dijodohkan dengan salah seorang putrinya.
Tidak sampai di situ, Raja Dewa Niskala juga mengambil istri dari salah seorang
pengungsi anggota kerajaan. Sayangnya, pernikahan antara Raja Dewa Niskala
dengan anggota Kerajaan Majapahit tidak disetujui oleh Raja Susuktunggal karena
ada peraturan bahwa pernikahan antara keturunan Sunda-Galuh dengan keturunan
Kerajaan Majapahit tidak diperbolehkan. Peraturan ini ada sejak peristiwa
Bubat.
Karena
ketidaksetujuan dari pihak Raja Susuktunggal terjadilah peperangan antara
Susuktunggal dengan Raja Dewa Niskala. Agar perang tidak terus menerus
berlanjut maka Dewan Penasehat ke dua kerajaan menyarankan jalan perdamaian.
Jalan perdamaian tersebut ditempuh dengan menunjuk penguasa baru sedangkan Raja
Dewa Niskala dan Raja Susuktunggal harus turun tahta. Kemudian ditunjuklah
Jayadewata atau dikenal juga dengan sebutan Prabu Siliwangi yang merupakan
putra dari Dewa Niskala sekaligus menantu dari Raja Susuktunggal. Jayadewata
yang telah menjadi penguasa bergelar Sri Baduga Maharaja memutuskan untuk
menyatukan kembali ke dua kerajaan. Dari persatuan ke dua kerajaan tersebut
maka lahirlah Kerajaan Pajajaran pada tahun 1482. Oleh sebab itu,
lahirnya Kerajaan Pajajaran ini dihitung saat Sri Baduga Maharaha
berkuasa.
Sejarah Kerajaan Pajajaran saat
Mengalami Masa Kejayaan
Masa-masa di mana Kerajaan Pajajaran mengalami kejayaan adalah pada saat pemerintahan Prabu Siliwangi atau Sri Baduga Maharaha. Bahkan sampai sekarang masa keemasan Prabu Siliwangi masih teringat di hati rakyat Jawa Barat.
Masa-masa di mana Kerajaan Pajajaran mengalami kejayaan adalah pada saat pemerintahan Prabu Siliwangi atau Sri Baduga Maharaha. Bahkan sampai sekarang masa keemasan Prabu Siliwangi masih teringat di hati rakyat Jawa Barat.
Sri
Baduga Maharaha pada masa kejayaannya membangun sebuah telaga besar yang dia
beri nama Maharena Wijaya. Selain itu, dia juga berhasil membangun sebuah jalan
yang menghubungkan antara ibu kota dengan wilayah Wanagiri. Dari sana Sri
Baduga Maharaha membangun banyak aspek Spiritual seperti menyarankan agar
kegiatan-kegiatan agama dilakukan di tengah-tengah masyarakat. Selain itu, dia
juga membangun asrama para prajurit, kaputren, tempat pagelaran, memperkuat
benteng pertahanan, merencanakan dan mengatur masalah upeti, dan menyusun
peraturan atau undang-undang kerajaan.
Semua
kegiatan dan pembangunan yang dilakukan oleh Sri Baduga Maharaha ini terukir di
dalam dua buah prasasti bersejarah yaitu prasasti Batutulis dan Prasasti
Kabantenan. Di sana di tulis tentang bagaimana Sri Baduga Maharaha membangun
seluruh aspek kehidupan kerajaannya. Sejarah tersebut pun diceritakan dengan
pantun dan kisah Babad.
Sejarah Kerajaan Pajajaran saat
Mengalami Masa Keruntuhan
Tercatat
bahwa Kerajaan Pajajaran ini runtuh pada tahun 1579. Keruntuhan Pajajaran lebih
banyak disebabkan oleh penyerangan yang dilakukan oleh Kasultanan Banten.
Selain itu, keruntuhan ini ditandai oleh tahta atau singgasana Raja yang disebut
Palangka Sriman Sriwacana dibawa oleh pasukan Maulana Yusuf dari Kerajaan
Pajajaran ke Kraton Surosowan. Pemboyongan singgasana raja ini dilakukan
sebagai tradisi sekaligus sebagai tanda bahwa tidak mungkin ada raja baru lagi
yang bisa dinobatkan di Kerajaan Pajajaran. Akhirnya, Maulana Yusuf lah yang
berkuasa di wilayah-wilayah Kerajaan Sunda. Jika Anda menengok bekas Kraton
Surosowan di Banten, maka Anda bisa melihat terdapat reruntuhan Palang Sriman
Sriwacana yang telah diboyong oleh Maulana Yusuf. Reruntuhan batu tersebut di
sebut oleh masyarakat Banten sebagai Watu Gilang yang berarti berseri atau
mengkilap.
Berbagai Aspek Kehidupan Kerajaan
Pajajaran
Selama
Kerajaan Pajajaran berdiri, kerajaan ini telah dipimpin oleh 12 orang Raja.
Raja pertana adalah Sri Baduga Maharaja dan Raja terakhir adalah Prabu Ratu
Dewata. Berikut berbagai kondisi aspek kehidupan sejarah Kerajaan Pajajaran dari berdirinya sampai runtuhnya kerajaan tersebut:
- Kehidupan Budaya Pajajaran
Budaya Pajajaran tentunya sangat dipengaruhi agama Hindu dan hal ini terbukti dari banyaknya peninggalan prasasti-prasasti, kitab-kitab seperti Sangyang Siksakanda dan kitab Cerita Parahyangan. Selain itu juga terdapat peninggalan batik. - Kehidupan Ekonomi Pajajaran
Masyarakat Pajajaran banyak yang bekerja sebagai petani terutama dalam mengurus ladang. Kehidupan ekonomi ini juga ditunjang dengan berbagai macam perdagangan serta pelayaran. - Kehidupan Sosial Pajajaran
Masyarakat Pajajaran digolongkan ke dalam beberapa golongan berbeda misalnya golongan petani, golongan seniman, golongan pedagang, dan terakhir adalah golongan orang jahat.
Komentar
Posting Komentar