Gotong Royong Dahulu dan Sekarang
Pada artikel kali ini saya akan membahas
tentang gotong royong yang biasanya kita semua pernah mendengar kata-kata ini.
Tahu tidak, apa arti gotong royong itu ? yaa biasanya kita akan membayangkan tentang
sesuatu pekerjaan yang dilakukan bersama-sama dengan orang lain. Tapi secara
bahasa Gotong itu artinya membawa barang (berat) bersama-sama oleh dua orang
atau lebih. Jadi gotong royong adalah melakukan pekerjaan bersama-sama, saling
menolong, bantu membantu, untuk kemudian menikmati hasil pekerjaan itu
bersama-sama pula.

Pernah tidak kalian bergotong royong di
sekitar lingkungan tepat tinggal ? kalau pernah selamat berarti anda orang
Indonesia asli. Gotong-royong dapat dikatakan sebagai ciri dari bangsa
Indonesia terutama mereka yang tinggal di pedesaan yang berlaku secara
turun-temurun, sehingga membentuk perilaku social yang nyata kemudian membentuk
tata nilai kehidupan sosial. Adanya nilai tersebut menyebabkan gotong-royong
selalu terbina dalam kehidupan masyarakat sebagai suatu warisan budaya yang
patut dilestarikan. Gotong-royong bukanlah pameo asing di negeri ini, sudah
sejak dulu para leluhur kita menjadikan sebagai budaya bangsa. Wujudnya bisa
dalam bentuk kerja bakti membangun sarana umum, membersihkan lingkungan, tolong
menolong saat terjadi bencana alam. Biasanya bentuk pertolongan yang diberikan
berupa makanan, uang, dan tenaga.
Menurut Bintarto (1980 : 24) ia
mengemukakan dalam sistem budaya orang Indonesia mengandung empat konsep, yaitu
;
1. Manusia
itu tidak sendiri di dunia ini tetapi dilingkungi oleh komunitinya, masyarakat
dan alam semesta sekitarnya. Di dalam makrokosmos tersebut ia merasakan dirinya
hanya sebagai unsur kecil saja, yang ikut terbawa oleh proses peredaran alam
semesta yang maha besar itu.
2. Dengan
demikian, manusia pada hakekatnya tergantung dalam segala aspek kehidupannya
kepada sesamanya.
3. Karena
itu, ia harus selalu berusaha untuk
sedapat mungkin memelihara hubungan baik dengan sesamanya terdorong oleh jiwa
sama rata sama rasa.
4. Selalu
berusaha untuk sedapat mungkin bersifat konform, berbuat sama dengan sesamanya
dalam komuniti, terdorong oleh jiwa tinggi sama rendah.
“Gotong royong adalah pembantingan
tulang bersama, pemerasan keringat bersama, perjuangan bantu membantu bersama.
Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua”.
Demikianlah sepenggal ungkapan pidato Presiden Soekarno untuk menjadikan gotong
royong sebagai landasan semangat membangun bangsa.
Namun kini, derasnya arus globalisasi
menjadikan aktualisasi dari pameo tersebut terseret jauh dari kehidupan
masyarakat saat ini, gotong-royong menjadi asing untuk disaksikan keberadaannya
saat ini. Kita perlu jujur dan tidak lagi berpura-pura menutup mata pada
kenyataan hari ini, bahwa gotong royong telah menjadi budaya langka. Seolah
gotong-royong menjadi mejadi “frasa kampungan” bagi sebagian masyarakat ,
khususnya masyarakat kota. Masyarakat kota cenderung mengandalkan dinas
kebersihan untuk urusan kebersihan, atau satpam/hansip untuk urusan keamanan
lingkungan. Sehingga gotong-royong hanya cocok diterapkan diwilayah
perkampungan saja, sedangkan masyarakat kota tidak perlu lagi menerapkannya.
Salah satu sebabnya adalah adanya
miskonsepsi dari sebuah istilah popular “modernisasi”. Istilah modernisasi sepatutnya
membantu tercapainya tujuan bersama, bukan melahirkan para individualis yang
hanya selalu mengedepankan ego sesaat mereka. Apakah itu ego dalam bentuk
mengejar kepuasan materi, seksual dan gengsi, pastinya ketiga hal itu tidak
akan pernah terpuaskan. Ibarat menyiram bara api dengan minyak tanah yang hanya
akan membuat api menjadi lebih besar, seperti itulah para manusia individualis
mengejar tujuan hidupnya yang tidak pernah terpuaskan. Manusia yang belajar
dari pengalaman hidupnya pasti akan menemukan bahwa hidup bermasyarakat secara
damai dan penuh keselarasan adalah suatu kebutuhan yang kemudian akan
mendatangkan keuntungan bagi dirinya.
Memudarnya nilai gotong royong dapat
terjadi apabila rasa kebersamaan mulai menurun dan setiap pekerjaan tidak lagi
berifat sukarela, bahkan hanya dinilai dengan materi atau uang. Sehingga jasa
selalu diperhitungkan dalam bentuk keuntungan materi, akibatnya rasa
kebersamaan makin lama akan semakin menipis dan penghargaan hanya dapat dinilai
bagi mereka yang memiliki dan membayar dengan uang. Kondisi yang serba materi
seperti saat ini telah menjadikan nilai-nilai kebersamaan yang luhur semakin
luntur dan tidak lagi bernilai.
Mari kita renungi makna dan arti gotong
royong ini untung mengevaluasi diri kita sendiri bahwa manusia adalah makhluk
sosial dan tidak dapat hidup sendiri, maka dari itu mari tetap kita lestarikan
kegiatan gotong-royong dimasyarakat agar dapat mempersatukan masyarakat kita.
Gotong royong adalah sebuah sarana untuk mempersatukan berbagai macam perbedaan.
Karena memang persatuan dan kesatuan adalah syarat utama yang menentukan kuat
atau tidaknya sebuah bangsa mampu bertahan dalam percaturan bangsa-bangsa di
dunia, yang juga menentukan apakah bangsa Indonesia mampu berada di atas segala
bangsa atau tidak. Berbagai macam perbedaan yang ada pada territorial suatu
bangsa sepatutnya dapat disatukan melalui penyatuan visi dan misi yang
berlandaskan kebenaran universal, dan hal tersebut sudah menjadi komposisi
utama Pancasila.
Sumber
:
pentingnya gotong royong di masyarakat
BalasHapusThe casino with roulette machines | Vannienailor4166 Blog
BalasHapusCasino https://septcasino.com/review/merit-casino/ roulette game is one of the most popular casino https://deccasino.com/review/merit-casino/ games in Malaysia. It offers the latest games with the best odds, 토토사이트 with big payouts and herzamanindir.com/ easy https://vannienailor4166blog.blogspot.com/